Kamis, 04 April 2013



THE REGULATION CEREMONY OF POLYTECHNIC MINSTRY OF HEALTH
MONDAY, FOURTH FEBRUARI 2013

1.     THE CEREMONY IS GOING TO BE STARTED, ALL OF THE CAPTAINS ARE IN LINES
2.     THE LEADER OF CEREMONY GOES TO THE FIELD
3.     GIVING HONOR TO THE LEADER OF CEREMONY, LED BY THE CAPTAIN ON THE RIGHT SIDE
4.     THE REPORTING OF THE CAPTAIN’ LINE TO THE LEADER OF CEREMONY
5.     THE INSPECTOR OF CEREMONY TAKES THE PLACE
6.     GIVING HONOR TO THE INSPECTOR LED BY THE LEADER OF CEREMONY
7.     THE REPORTING OF THE LEADER TO THE INSPECTOR
8.     SINGING OF POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH HYMNE
9.     READING THE STANDART OF COMPETENCE OF ENVIRONMENT HEALTH
10.                        THE MANDATE OF THE INSPECTOR OF CEREMONY
11.                        SINGING OF POLYTECHNIC MINSTRY OF HEALTH MARS
12.                        THE READING OF PRAYER BY MR. ..........
13.                        THE LEADER OF CEREMONY REPORT TO THE INSPECTOR THAT THE CEREMONY HAS FINISHED
14.                        GIVING HONOR TO THE INSPECTOR LED BY THE LEADER OF CEREMONY
15.                        THE INSPECTOR LEAVE THE FIELD
16.                        THE LEADER OF CEREMONY DISMISSES THE LINES
17.                        THE CEREMONY IS OVER

mata kuliah : Epidemiologi Lingkungan

PENELITIAN KOHOR
A.      KONSEP KOHOR
a.       Pengertian
Studi kohort atau kohort studi sering disebut sebagai follow up atau insiden study. Penelitian yang dimulai dengan sampel orang sehat, yang dibagikan dalam dua subgrup, yakni :
1.       Subgrup yang memperoleh perlakuan (intervensi) dengan suatu exposur hingga disebut kelompok terekpos
2.       Subgrup tanpa intervensi yang disebut kelompok kontrol.
Kedua kelompok ini setelah beberapa waktu tertentu diperbandingkan outcomenya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh eksposur tersebut. (Beagleholeetal : WHO, 1993)
Studi kohort sering juga disebut prospektive study karena istilah ini dikaitkan dengan “wektu” pengumpulan datanya, bukan menyatakan hubungan antara eksposur dan efeknya. Oleh karena itu studi kohor dapat dilakukan secara prospektif maupun retrograde. Walaupun demikian, studi kohort terbanyak dilakukan secara prospektif.
Studi kohor adalah penelitian yang terbaik untuk mencari penyebab penyakit secara epidemiologis. Berbagai eksposur terhadap orang sehat yang dpat mengakibatkan penyakit, telah banyak diteliti melalui studi kohort, antara lain pengaruh radiasi terhadap leukimia. Pada penyakit ini, disamping menyelidiki pengaruh terhadap leukimia, tetapi juga untuk mengetahui beberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan leukimia.
Studi ini sering menelan waktu yang lama untuk akhirnya dapat memulai dievaluasi dampak eksposurnya. Oleh karena itu, pengumpulan informasi atau data secara longitudinal memerlukan akurasi yang sempurna. Studi kohor biasanya ditujukan kepada penyelidikan eksposur yang efeknya lama dan berlangsung secara kronis.

b.      Macam-Macam Penelitian Kohor
Penelitian yang ditinjau dari proses perjalanan penyakit disebut penelitian prospektif dan bila ditinjau dari tujuannya disebut penelititan insidensi, sedangkan bila ditinjau dari kelompok yang diikuti disebut penelitian kohort.
Penelitian prospektif dapat dibagi menjadi penelitian observasional dan intervesional (eksperimen) berdasarkan keterlibatan peneliti dalam intervensi. Bila peneliti secara pasif hanyan mengamati proses perjalanan penyakit alamiah disebut penelitian observasional, tetapi bila penelit secara aktif dan terencana melakukan intervensi disebut penelitian intervesional. Penelitian kohort dapat terdiri dari penelitian satu kohort atau dua kohort.
1.       Penelitian Satu Kohor
Penelitian dengan satu kohortm pada dasarnya bersifat deskriptif karena pada awal penelitian tidak terdapat kelompok terpajan dan kelompok tidak terpajan sebagai kontrol. Setelah dilakukan pengamatan diketahui dalam kohort tersebut terdapat kelompok individu yang akan terpajan oleh faktor resiko dan dari kelompok tersebut sebagian akan menderita penyakit akibat pajanan dan sebagian tidak. Selain itu, terdapat pula kelompok yang tidak terpajan oleh faktor resiko dan sebagian menderita penyakit tersebut dan kelompok ini dianggap sebagai kontrol kemudian dianalisisi secara analitis. Kelompok kontrol demikian sering disebut sebagai kelompok internal.
2.       Penelitian Dua Kohort
Pada penelitian prosfektif dengan dua kohort,sejak awal penelitiannya telah di pisahkan menjadi dua kelompok,yaitu kelompok terpajan oleh faktor resiko timbulnya penyakit tertentu dan kelompok lain yang tidak terpajan oleh faktor resiko kemudian proses perjalanan penyakit alamiah kedua kelompok tersebut diikuti untuk menemukan insidensi penyaktit yang di maksud kemudian dianalisis dengan menghitung resuiko relatif,resiko atribut,dan perhitungan statisyik untuk mengkaji hipotesis. Dalam hal ini kelompok pembanding disebut kelompok control external

c.       Keuntungan dan Kerugian
Penelitian prosfektif,seperti rancangan penelitian lain tidak lepas dari keuntungan dan kerugian karena sampai saat ini belum ada satu rancangan penelitian pun yang sempurna.
1.       Keuntungan
·         Penelitian kohort dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan normal (Ontogenik) yang terjadi dengan berjalannya waktu karena intervensi yang dilakukan oleh alam berupa waktu misalnya, mempelajari pertumbuhan dan perkembangan anak selama 5 tahun sejak dilahirkan.
·         Penelitian ini dapat pula digunakan untuk mempelajari timbulnya penyakit secara alamiah akibat pemajanan (patogenik) yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan secara sengaja, misalnya merokok atau tidak sengaja memakan makanan atau minuman yang tercemar bakteri patogen. Misalnya, mempelajari hubungan antara rokok dengan penyakit jantung koroner atau mempelajari terjadinya kejadian luar biasa pada keracunan makanan.
·         Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari pelajaran klinis suatu penyakit (patogresif), misalnya perkembangan penyakit karsinoma payudara.
·         Rancangan penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari hubungan sebab akibat.
·         Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari insidensi penyakit yang diteliti.
·         Penelitian kohort tidak memiliki hambatan masalah etis.
·         Besarnya resiko relatif dan resiko atribut dapat dihitung secara langsung.
·         Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis.
·         Dapat diketahui lebih dari 1 outcome terhadap suatu pemaparan, misalnya penelitian tentang hubungan antara merokok dan kersinoma paru-paru ternyata mempunyai hubungan juga dengan penyakit jantung, gastritis, karsinoma kandung kemih dll.
·         Tidak terjadi bias paparan
·         Tidak terjadi bias efek atau kasus

2.       Kerugian
·         Penelitian ini membutuhkan sampel yang besar dan waktu yang lama sehingga sulit untuk mempertahankan subjek studi agar tetap mengikuti prose penelitian.
·         Penelitian ini mebutuhkan biaya yang besar sebagai akibat besarnya sampel dan lamanya penelitian.misalnya,penelitian tentang hubungan alkohol dengan terjadinya stroke hemoragi membutuhkan waktu 12 tahun.
·         Penelitian ini sulit dilakukan pada penyakit yang jarang terjadi.hal ini disebabkan sulitnya memperoleh kelompok yang terpajan,misalya,kita kumpulkan 1000 orang yang beresiko terkena penyakit dan hanya diperoleh 4 kasus;penelitian tentang hubungan kelainan bawaan dengan umur ibu waktu melahirkan.
·         Penelitian prosfektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase laten yang lama.

d.      Langkah-Langkah
Langkah-langkah untuk membuat penelitian kohor adalah :
1.       Tentukan tujuan penelitian.tujuan dan hipotesis harus dinyatakan dengan jelas karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan kegiatan selanjutnya
2.       Rancangan penelitian.dalam merancang penelitian harus ditentukan apakah satu kohort atau dua kohort dan apakah menggunakan historical control?
3.       Tentukan kelomopok terpajan dan tidak terpajan( inclusion dan exclusion criteria)
4.       Diagnosis insidensi penyakit yang dicari.dalam hal ini perlu dijelaskan tentang alat pemeriksaan dan kriteria positif yang digunakan
5.       Tentukan lamanya pengamatan dan frekuensi pengamatan.penentuan ini sangat penting karena bila pengamatan dilakukan terlalau dini maka insidensi yang dicari belum tampak dan sebaliknya bila terlalu lama insidensi yang dicari akan terlewat.
6.       Hitung perkiraan besarnya sampel yang dihutuhkan.untuk menentukan perkiraan besarnya sampel asatu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and cochran.untuk dua kohort,terutama untuk pengujian hipotesis,harus diperhatikan kekuatan uji yaitu 1-β.
7.       Tentukan rancangan analisis yang akan dilakukan.

























B.      RANCANGAN
a.       Rancangan Studi Kohor
1.       Melakukan desain identifikasi variabel penelitian :
-          Variabel Independent
-          Variabel Dependent
2.       Menetapkan populasi penelitian.
3.       Mengidentifikasi subyek penelitian.

b.      Rancangan Penelitian Eksperimen
1.       Pre eksperimen design
2.       One shot case study
3.       One group pre case – post test design
4.       Intact group comparison
5.       True experimental design
6.       Pre test control group design
7.       Post test only control design
8.       Factorial design
9.       Quasi experiment design
10.   Time series design
11.   Non equivalent control design












BAGAN
SKEMA STUDI KOHORT






























C.      CONTOH PENELITIAN
1.      Merokok –> Ca Paru.

Melihat perbandingan risiko Ca Paru yang Merokok dan Ca Paru yang tidak merokok. Incidence pada merokok (IM)= 10/100 (Kemungkinan/ probability untuk sakit atau besaran risiko) Incidence pada tidak merokok (ITM)= 5/100 (Kemungkinan/ probability untuk sakit atau besaran risiko) Risk Ratio/ Relative Risk (RR)= IM / ITM = = 2 — Sifatnya relatif bukan absolut.

2.      Soal :
Suatu bahan cat tertentu bila digunakan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan kanker kulit,. Untuk mewaspadai sifat karsinogenik kini diadakan studi kohor. Pada penelitian diambil sampel 1000 pegawai diperusahaan cat tersebut yang sehari-harinya mengalami kontak langsung terhadap bahan yang dicurigai sebagai kelompok terpapar. Sebagai kelompok kontrol adalah mereka yang dianggap yang tidak terpapar, diambil 200o pegawai perusahaan (yang sehari-harinya tidak mengalami kontak dengan bahan cat tersebut).
Dari kelompok yang terpapar ternyata 100 diantaranya setelah 10 tahun mengalami kanker kuliah. Sebaliknya dalam jangka waktu yang sama pada kelompok tidak terpapar hanya terdapat 25 orang yang mengalami tanda-tanda kanker kulit.
Pertanyaan :
a.      Visualisasikan data studi kohor tersebut dalam suatu tabulasi yang sempurna.
Kanker Kulit
                         Eksposur (Bahan at)
Total
(+)
(-)
(+)
100
25
125
(-)
900
1975
2875
Total
1000
2000
3000
b.      Berapa insiden kasus kanker kulit pada masing-masing kelompok.
Kelompok terpapar :
Insiden = 100     = 0,1 X 1000 0/00 = 100 0/00
               1000
Kelompok tidak terpapar :
Insiden = 25     = 0,0125 X 1000 0/00 = 12,5 0/00
               1000
c.       Berapa relative Risknya (RR)?
Insiden = insiden kasus terpapar          = 0,1       = 8x
                           Insiden kasus tidak terpapar    0,0125
RR = 100
                    12,5
Atau menurut rumus : RR = a (b+d)   = 100 X 2000    = 8x
                                                         b (a+c)      25 X 1000
Dari ketiga cara tersebut sebaiknya menggunakan cara (a) agar timbal balik dapat memantapkan pemahaman kita terlebih dahulu melalui menghitung masing-masing insiden kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar sekalipun dengan rumus (c) lebih mudah. 



d.      Apa arti nilai RR tersebut?
Hal ini berarti bahwa mereka yang mengalami kontak langsung dengan bahan cat tersebut cenderung memiliki peluang 8x lebih besar untuk mendapatkan kanker kulit daripada tidak mengalami kontak
e.      Berapa Atributable Risk (AR)
Yang disebut AR adalah selisih antara inseiden kelompok terpapar dengan insiden kelompok tidak terpapar.
-          AR = 0,1 – 0,0125 = 0,0875 / 87,5 0/00
-          AR = 100 0/00 – 12,5 0/00 = 87,50/00
f.        Apa arti nilai AR yang terdapat pada jawaban soal nomor 5?
AR = 87,50/00 berarti bahwa dalam 1000 orang yang sehari-harinya terkontaminasi dengan bahan cat tersebut dimungkinkan 87,5 orang menderita kanker kulit.