mata kuliah : Epidemiologi Lingkungan
PENELITIAN KOHOR
A.
KONSEP KOHOR
a.
Pengertian
Studi kohort atau kohort studi sering disebut sebagai follow up atau
insiden study. Penelitian yang dimulai dengan sampel orang sehat, yang
dibagikan dalam dua subgrup, yakni :
1.
Subgrup yang memperoleh perlakuan (intervensi) dengan suatu exposur hingga
disebut kelompok terekpos
2.
Subgrup tanpa intervensi yang disebut kelompok kontrol.
Kedua kelompok ini setelah beberapa waktu tertentu diperbandingkan
outcomenya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh eksposur tersebut.
(Beagleholeetal : WHO, 1993)
Studi kohort sering juga disebut prospektive study karena istilah ini
dikaitkan dengan “wektu” pengumpulan datanya, bukan menyatakan hubungan antara
eksposur dan efeknya. Oleh karena itu studi kohor dapat dilakukan secara prospektif
maupun retrograde. Walaupun demikian, studi kohort terbanyak dilakukan secara
prospektif.
Studi kohor adalah penelitian yang terbaik untuk mencari penyebab penyakit
secara epidemiologis. Berbagai eksposur terhadap orang sehat yang dpat
mengakibatkan penyakit, telah banyak diteliti melalui studi kohort, antara lain
pengaruh radiasi terhadap leukimia. Pada penyakit ini, disamping menyelidiki
pengaruh terhadap leukimia, tetapi juga untuk mengetahui beberapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk menimbulkan leukimia.
Studi ini sering menelan waktu yang lama untuk akhirnya dapat memulai
dievaluasi dampak eksposurnya. Oleh karena itu, pengumpulan informasi atau data
secara longitudinal memerlukan akurasi yang sempurna. Studi kohor biasanya
ditujukan kepada penyelidikan eksposur yang efeknya lama dan berlangsung secara
kronis.
b.
Macam-Macam Penelitian Kohor
Penelitian yang ditinjau dari proses perjalanan penyakit disebut penelitian
prospektif dan bila ditinjau dari tujuannya disebut penelititan insidensi, sedangkan
bila ditinjau dari kelompok yang diikuti disebut penelitian kohort.
Penelitian prospektif dapat dibagi menjadi penelitian observasional dan
intervesional (eksperimen) berdasarkan keterlibatan peneliti dalam intervensi.
Bila peneliti secara pasif hanyan mengamati proses perjalanan penyakit alamiah
disebut penelitian observasional, tetapi bila penelit secara aktif dan
terencana melakukan intervensi disebut penelitian intervesional. Penelitian
kohort dapat terdiri dari penelitian satu kohort atau dua kohort.
1.
Penelitian Satu Kohor
Penelitian dengan satu kohortm pada dasarnya bersifat deskriptif karena
pada awal penelitian tidak terdapat kelompok terpajan dan kelompok tidak
terpajan sebagai kontrol. Setelah dilakukan pengamatan diketahui dalam kohort tersebut
terdapat kelompok individu yang akan terpajan oleh faktor resiko dan dari
kelompok tersebut sebagian akan menderita penyakit akibat pajanan dan sebagian
tidak. Selain itu, terdapat pula kelompok yang tidak terpajan oleh faktor
resiko dan sebagian menderita penyakit tersebut dan kelompok ini dianggap
sebagai kontrol kemudian dianalisisi secara analitis. Kelompok kontrol demikian
sering disebut sebagai kelompok internal.
2.
Penelitian Dua Kohort
Pada penelitian prosfektif dengan dua kohort,sejak awal penelitiannya telah
di pisahkan menjadi dua kelompok,yaitu kelompok terpajan oleh faktor resiko
timbulnya penyakit tertentu dan kelompok lain yang tidak terpajan oleh faktor
resiko kemudian proses perjalanan penyakit alamiah kedua kelompok tersebut
diikuti untuk menemukan insidensi penyaktit yang di maksud kemudian dianalisis
dengan menghitung resuiko relatif,resiko atribut,dan perhitungan statisyik
untuk mengkaji hipotesis. Dalam hal ini kelompok pembanding disebut kelompok
control external
c.
Keuntungan dan Kerugian
Penelitian prosfektif,seperti rancangan penelitian lain tidak lepas dari
keuntungan dan kerugian karena sampai saat ini belum ada satu rancangan
penelitian pun yang sempurna.
1.
Keuntungan
·
Penelitian kohort dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan normal
(Ontogenik) yang terjadi dengan berjalannya waktu karena intervensi yang
dilakukan oleh alam berupa waktu misalnya, mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan anak selama 5 tahun sejak dilahirkan.
·
Penelitian ini dapat pula digunakan untuk mempelajari timbulnya penyakit
secara alamiah akibat pemajanan (patogenik) yang dilakukan oleh orang yang
bersangkutan secara sengaja, misalnya merokok atau tidak sengaja memakan
makanan atau minuman yang tercemar bakteri patogen. Misalnya, mempelajari
hubungan antara rokok dengan penyakit jantung koroner atau mempelajari
terjadinya kejadian luar biasa pada keracunan makanan.
·
Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari pelajaran klinis suatu
penyakit (patogresif), misalnya perkembangan penyakit karsinoma payudara.
·
Rancangan penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari hubungan sebab
akibat.
·
Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari insidensi penyakit yang
diteliti.
·
Penelitian kohort tidak memiliki hambatan masalah etis.
·
Besarnya resiko relatif dan resiko atribut dapat dihitung secara langsung.
·
Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji
hipotesis.
·
Dapat diketahui lebih dari 1 outcome terhadap suatu pemaparan, misalnya penelitian
tentang hubungan antara merokok dan kersinoma paru-paru ternyata mempunyai
hubungan juga dengan penyakit jantung, gastritis, karsinoma kandung kemih dll.
·
Tidak terjadi bias paparan
·
Tidak terjadi bias efek atau kasus
2.
Kerugian
·
Penelitian ini membutuhkan sampel yang besar dan waktu yang lama sehingga
sulit untuk mempertahankan subjek studi agar tetap mengikuti prose penelitian.
·
Penelitian ini mebutuhkan biaya yang besar sebagai akibat besarnya sampel
dan lamanya penelitian.misalnya,penelitian tentang hubungan alkohol dengan
terjadinya stroke hemoragi membutuhkan waktu 12 tahun.
·
Penelitian ini sulit dilakukan pada penyakit yang jarang terjadi.hal ini
disebabkan sulitnya memperoleh kelompok yang terpajan,misalya,kita kumpulkan
1000 orang yang beresiko terkena penyakit dan hanya diperoleh 4
kasus;penelitian tentang hubungan kelainan bawaan dengan umur ibu waktu
melahirkan.
·
Penelitian prosfektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase
laten yang lama.
d.
Langkah-Langkah
Langkah-langkah untuk membuat penelitian kohor adalah :
1.
Tentukan tujuan penelitian.tujuan dan hipotesis harus dinyatakan dengan
jelas karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan kegiatan selanjutnya
2.
Rancangan penelitian.dalam merancang penelitian harus ditentukan apakah
satu kohort atau dua kohort dan apakah menggunakan historical control?
3.
Tentukan kelomopok terpajan dan tidak terpajan( inclusion dan exclusion
criteria)
4.
Diagnosis insidensi penyakit yang dicari.dalam hal ini perlu dijelaskan
tentang alat pemeriksaan dan kriteria positif yang digunakan
5.
Tentukan lamanya pengamatan dan frekuensi pengamatan.penentuan ini sangat
penting karena bila pengamatan dilakukan terlalau dini maka insidensi yang
dicari belum tampak dan sebaliknya bila terlalu lama insidensi yang dicari akan
terlewat.
6.
Hitung perkiraan besarnya sampel yang dihutuhkan.untuk menentukan perkiraan
besarnya sampel asatu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and
cochran.untuk dua kohort,terutama untuk pengujian hipotesis,harus diperhatikan
kekuatan uji yaitu 1-β.
7.
Tentukan rancangan analisis yang akan dilakukan.
B.
RANCANGAN
a.
Rancangan Studi Kohor
1.
Melakukan desain identifikasi variabel penelitian :
-
Variabel Independent
-
Variabel Dependent
2.
Menetapkan populasi penelitian.
3.
Mengidentifikasi subyek penelitian.
b.
Rancangan Penelitian Eksperimen
1.
Pre eksperimen design
2.
One shot case study
3.
One group pre case – post test design
4.
Intact group comparison
5.
True experimental design
6.
Pre test control group design
7.
Post test only control design
8.
Factorial design
9.
Quasi experiment design
10.
Time series design
11.
Non equivalent control design
BAGAN
SKEMA STUDI KOHORT
C.
CONTOH PENELITIAN
1. Merokok –>
Ca Paru.
Melihat perbandingan risiko Ca Paru yang Merokok dan Ca Paru yang
tidak merokok. Incidence pada merokok (IM)= 10/100 (Kemungkinan/
probability untuk sakit atau besaran risiko)
Incidence pada tidak merokok (ITM)= 5/100 (Kemungkinan/ probability
untuk sakit atau besaran risiko) Risk Ratio/ Relative Risk (RR)= IM / ITM =
= 2 — Sifatnya relatif bukan absolut.
2.
Soal :
Suatu bahan cat tertentu bila digunakan dalam
jangka waktu lama dapat menimbulkan kanker kulit,. Untuk mewaspadai sifat
karsinogenik kini diadakan studi kohor. Pada penelitian diambil sampel 1000
pegawai diperusahaan cat tersebut yang sehari-harinya mengalami kontak langsung
terhadap bahan yang dicurigai sebagai kelompok terpapar. Sebagai kelompok
kontrol adalah mereka yang dianggap yang tidak terpapar, diambil 200o pegawai
perusahaan (yang sehari-harinya tidak mengalami kontak dengan bahan cat
tersebut).
Dari kelompok yang terpapar ternyata 100
diantaranya setelah 10 tahun mengalami kanker kuliah. Sebaliknya dalam jangka
waktu yang sama pada kelompok tidak terpapar hanya terdapat 25 orang yang
mengalami tanda-tanda kanker kulit.
Pertanyaan :
a.
Visualisasikan data studi kohor tersebut dalam
suatu tabulasi yang sempurna.
Kanker Kulit
|
Eksposur
(Bahan at)
|
Total
|
(+)
|
(-)
|
(+)
|
100
|
25
|
125
|
(-)
|
900
|
1975
|
2875
|
Total
|
1000
|
2000
|
3000
|
b.
Berapa insiden kasus kanker kulit pada
masing-masing kelompok.
Kelompok terpapar :
Insiden = 100 = 0,1 X 1000 0/00 = 100
0/00
1000
Kelompok tidak terpapar :
Insiden = 25 = 0,0125 X 1000 0/00 =
12,5 0/00
1000
c.
Berapa relative Risknya
(RR)?
Insiden = insiden
kasus terpapar = 0,1 = 8x
Insiden kasus tidak terpapar
0,0125
RR = 100
12,5
Atau menurut
rumus : RR = a (b+d) = 100 X 2000 = 8x
b (a+c) 25 X 1000
Dari ketiga cara tersebut
sebaiknya menggunakan cara (a) agar timbal balik dapat memantapkan pemahaman
kita terlebih dahulu melalui menghitung masing-masing insiden kelompok terpapar
dan kelompok tidak terpapar sekalipun dengan rumus (c) lebih mudah.
d.
Apa arti nilai RR
tersebut?
Hal ini berarti bahwa
mereka yang mengalami kontak langsung dengan bahan cat tersebut cenderung
memiliki peluang 8x lebih besar untuk mendapatkan kanker kulit daripada tidak
mengalami kontak
e.
Berapa Atributable Risk
(AR)
Yang disebut AR adalah
selisih antara inseiden kelompok terpapar dengan insiden kelompok tidak terpapar.
-
AR = 0,1 – 0,0125 =
0,0875 / 87,5 0/00
-
AR = 100 0/00
– 12,5 0/00 = 87,50/00
f.
Apa arti nilai AR yang
terdapat pada jawaban soal nomor 5?
AR = 87,50/00
berarti bahwa dalam 1000 orang yang sehari-harinya terkontaminasi dengan bahan
cat tersebut dimungkinkan 87,5 orang menderita kanker kulit.